Orange Tabby
Selama 21 tahun ini, Kucing sudah bertemu dengan banyak kucing. Dari
kucing rumah, kucing kampus, kucing liar, sampai kucing yang sekedar
lewat. Gw selalu say hello atau setidaknya tatap-tatapan.
Ke-desperate-an gw soal kucing makin parah kalau gw gapunya kucing rumah
yang bisa memuaskan kebutuhan batin akan memegang kucing.
Kucing
yang dipelihara di rumah ga selalu ada, tapi gw ingat kebanyakan kucing
yang pernah tinggal di rumah gw. Dari kucing betina galak bernama
Asoka, Tom yang suka mainan kaki, dan lain-lain. Di antara kucing-kucing
tersebut, ada beberapa kucing coklat oranye (ginger atau orange tabby
istilahnya), semuanya jantan (karena kebanyakan orange tabby itu jantan)
yang tinggal di rumah gw. Mereka yang selalu lama tinggalnya, dan
mereka yang paling lengket di memori gw.
Semua kucing
ini memiliki kesamaan. Selain sama-sama jantan dan berbulu mirip, mereka
semua sabarnya bukan main. Rupanya, kesabaran itu khas orange tabby
yang konon memang temperamennya ramah.
Gw ceritakan satu-satu.
Pertama
adalah yang ada waktu gw pertama kali pindah ke rumah. Namanya Pussy,
karena gw adalah bocah 5 tahunan yang tidak memiliki kreatifitas dalam
memberi nama. Si Pussy ini barengan sama Asoka. Dibandingkan Asoka yang
galak, dulu gw lebih suka Pussy (walaupun sekarang sih gw bakal sayang
jg sama Asoka). Si Pussy ini sepertinya yang paling sabar. Sabaaaaaar
banget. Gw ga ingat jelas apa aja yang gw lakukan kepada si Pussy ini,
tapi gw inget gw pernah motong kumisnya.
To be fair,
dulu gw brutal banget sama kucing. Gw pernah nyoba naro sambel di mata
si Asoka karena jengkel. Gila ga tuh. Penganiayaan. Untungnya gw tobat.
Si Pussy, walaupun diperlakukan seperti boneka oleh gw, tetep aja
fine-fine aja sama gw.
RIP, Pussy.
Kemudian,
ada Summun. Romeo Summun de Lavea Djuprianto, menurut kakak gw yg ke-2.
Summun adalah kucing paling ikonik di masanya (?). Dia diambil dr salah
satu tante gw yg gajelas memang tante atau sekedar temen emak, tapi dia
udh bujang ketika ketemu gw. Gw hampir kasih nama dia Harry Potter,
namun emak gw bersikeras memberi nama ke dia dengan nama dari drama
korea yang dia tonton waktu itu.
Si Summun ini ga
sesabar Pussy--dia gamau perutnya dipegang. Tapi dia tetep sabar kalau
dalam ukuran kucing. Si Summun ini pintar, dia ngerti namanya dan bisa
'diajak bicara'. Dia kadang nemenin gw di kamar gw kl gw lagi galau.
Summun juga pelaku beberapa insiden a la kucing--beberapa diantaranya
yang paling heboh adalah pipis di karung beras dan pup di sofa rumah
dinas yang akhirnya diduduki oleh petugas sensus (kasihan deh mbaknya).
Dia sempat bawa pulang kucing betina--yang pertama penakut dan tewas
ketabrak, yg kedua rada galak. Kalau lagi makan, Summun selalu biarin
pacarnya makan duluan, baru dia makan. Dia kucing gentleman.
Gw
super sayang sama si Summun. Gw bahkan pernah beliin baju buat dia
(lol). Namun makin lama dia makin tua, meongnya pun sudah sangar. Untuk
kucing semi liar, wajar kalau dia sering ilang beberapa hari, tapi pasti
kembali. Waktu itu zaman tinggal di rumah dinas ladang, gw lagi ke
Samarinda atau kemana gt. Sekitar seminggu. Gw balik dengan oleh-oleh
buat Summun, tapi dia gaada di rumah. Gw tunggu-tunggu. Seminggu
kemudian dia pun nggak balik, dan gw menyimpulkan kalau dia udh gaada.
Konon
katanya, kucing (biasanya kucing liar jantan) tau kalau dia sebentar
lagi mati, jadi dia pergi dari rumah untuk mati di tempat lain supaya
yang punya nggak sedih.
RIP, Summun.
Kemudian
kucing yang sebenarnya bukan kucing rumah, tapi kucing kos. Di kos gw
gaboleh pelihara binatang kayak kucing. Dulu sempat ada anak kucing yang
gw dan konco gw urus di luar (namanya Toa karena meongnya sekeras toa),
tapi hilang setelah beberapa minggu. Kayaknya dibuang. Gw dan konco gw
pun putus harapan, sampai suatu hari kita ketemu kucing tabby deket kos.
Kirain cuma sekali, ternyata dia ada lagi. Kita kasih makan, dan dia
pun selalu muncul di kos.
Squishy boye |
Namanya
Ngamber. Kenapa? Karena warna matanya kayak batu amber dan dia besar.
Kayak ember. Kayaknya dia juga sering ke kos seberang, dan kalau ga
salah gw denger mereka manggil mereka Koko. Gw dan konco ga terima.
Si
Ngamber ini besar. Sepertinya sudah tua--gigi taringnya tinggal satu.
Tulangnya besar, berotot, dan squishy. Si Ngamber ini super enak di
pegang, apalagi dia juga ga protes kalau perut atau kakinya dipegang.
Wajahnya lebar dan terlihat sedikit dungu, dan dia terlihat lamban dan
malas, tapi ternyata aktif. Dia suka kejar-kejaran sama konconya (atau
sidekick, atau bawahannya, ga jelas juga), Sapi-chan. Si Sapi ini hitam
putih, itemnnya membentuk semacam simbol hati di sisi badannya. Masih
muda, jadi gw sempat kira Sapi itu betina dan mereka pacaran karena
mesra gitu suka main. Ternyata oh ternyata, dia jantan.
Ngamber
juga ternyata cekatan. Dua kali sudah ditemukan bangkai tikus di
halaman belakang--hadiah dari Ngamber. Karena dia bisa nangkap tikus dan
kelucuannya, mbak kos sepertinya mendukung keberadaannya di kos, which
is good. Seperti Summun, si Ngamber bau--tapi lebih parah dari Summun.
Sepertinya telinganya bermasalah, makanya bau. Kata mba kos gw, si
Ngamber aslinya punya satu rumah di gang itu. Tapi yang ngurus sudah
tua, jadi dilepas. Makanya dia kelihatan bagus gitu.
Semoga si Ngamber hidup lama.
Yang
terakhir si gremlin nomor 3. Untuk membedakan dr Summun, kita panggil
dia Soomun. Si Soomun ini yang paling beda bulunya. Karena dia
blasteran, bulunya agak panjang. Belangnya ga terlalu kelihatan dan dia
punya banyak warna putih di bulunya, ada pola kaos kaki jg. Sepertinya nama pola bulu begini marmalade? Entahlah. Mukanya
cakep, kayak kucing instagram kalau kata kakak pertama gw.
Seperti
yang gw pernah ceritakan, manjanya bukan main karena kucing rumah dan
masih kecil. Sukanya tidur di badan gw. Pas gw nulis ini jg dia lg di
badan gw. Meongnya kalau minta dimanja mirip suara pintu lemari tua. Dia
pun ga protes dimainin kayak boneka sama keponakan (gw yang protes).
Semoga Soomun hidup lama.
Gw sih suka semua kucing. Yang ga berbulu juga suka. Akhir-akhir ini gw suka kucing calico (belang tiga). Tapi, kucing orange tabby tetep punya tempat khusus di hati gw.
Salam kucing :)
Komentar
Posting Komentar