KEBI in the Fairyland
KEBI in the Fairyland
-
-
-
Hutan hujan Meredith bangun
dari kelelapan malam. Rona cakrawala bergradasi kemerahan, jingga, magenta
sampai biru bersih, menemani kehadiran sang surya di ufuk singgahsana timur.
Sinar bintang gigantik itu melesat lantas menikam lurus hamparan lantai hutan
dan menguapkan konsentrasi air tanah hingga kelembaban terendus kental. Belaian
lembut angin fajar turut menyapa rerantingan pohon untuk berderik-derik, terkolaborasi
bersama gesekan dedaunan guna mencipta alunan nada kedamaian.
Di pusat Meredith, terdapat
savana kecil yang amat subur ditumbuhi beraneka macam bunga. Berpadu cantik bak
lautan pelangi diantara tegaknya pepohonan pinus berusia tua. Almathea-peri hutan yang tinggal di sana-berkumpul
melayang terbang mengitari area tersebut dengan raut antusias beraduk cemas.
Tatkala titik-titik embun siap terjun dari sudut-sudut dedaunan;
Sorot mentari tepat jatuh ke tiap tangkai kuncup bunga.
Pada sekon itu pula, lahirlah ratusan bayi-bayi Almathea ke dunia.
Mungil, bersih, berkilau, penuh warna.
Ditempa cahaya keemasan sang surya.
Tangis ketakutan mereka pecah.
Tiap-tiap orang tua Almathea menghampiri.
Raja-Ratu Blucia terbang menuju
tiga bunga Blue Daze biru. Yang
merekah dengan selang waktu berbeda.
Raja-Ratu Orenalé menggendong
bayi kecil dari setangkai bunga Fire Lily.
Tak beda jauh dengan Raja-Ratu Purphynt.
Satu bayi di kuncup Bellflower menangis-menanti
mereka.
Sementara Raja-Ratu Yelous, mengecup
lembut bayi dari setangkai besar Sunflower.
Raja Grendic sampai menitihkan
sebulir air mata kala sang permaisuri mendekap bayi yang diraihnya dari
sekuntum Eak Wilai hijau.
Serta putri mungil Raja-Ratu Redile
di kuncup Red Rose telah menatap riang
wajah kedua orang tuanya.
Sejak masa itu, ketika kedelapan bayi kecil dari tiap-tiap klan warna hadir
ke dunia, maka labirin-labirin dengan ujung berbeda akan sangat setia
menanti mereka. Menunggu dan membawa jati diri mereka hingga pada usia dewasa-entah
masih bersama atau tidak-seiring mentari tenggelam di peraduan barat semesta.
Dunia pun ikut bersuka ria, menyematkan satu buah nama bagi mereka,
K
E
B
I
Dan seperti itulah awal mula kisah perjalanan mereka, hingga kini kedelapan peri kecil bersayap tersebut bersama tengah berupaya luar biasa mengarungi luas dan dalamnya samudera kehidupan. Berkawan pun berlawan dengan benak kelabu milik mereka sendiri.
-
-
-
fin-
Emak Ikan, submit prosa ke penerbit sono! //dor
BalasHapusKok--kok lucuuuuu *nangis gembira*
I vote for another chapter! X'D
Eh hehe doakan saja moga suatu saat bisa aamiin. Maaf bru liat blog ini lagi..
HapusJiah mananya yg lucu coba? Hihi